Makna dan Arti dari Kue Keranjang yang Jadi Makanan Khas Imlek

Makna dan Arti dari Kue Keranjang yang Jadi Makanan Khas Imlek

Makna dan Arti dari Kue Keranjang yang Jadi Makanan Khas Imlek


Marikupas - Saat kue keranjang mulai ditawarkan di pasar maupun pertokoan, ketika itulah jadi tanda jika Imlek sesaat lagi tiba. Memakan dan membagi kue keranjang saat Imlek tiba telah jadi tradisi turun temurun yang diwariskan oleh nenek moyang orang-orang Tionghoa.

Beragam sajian ciri khas Imlek dipercayai mempunyai filosofi kemakmuran. Satu diantaranya ialah kue keranjang atau dodol Cina. Kue cokelat manis ini dibawa sama banyak orang-orang Tiongkok yang migrasi ke Indonesia semenjak 1-6 SM.

Kue keranjang dibuat dari adonan tepung ketan dan gula yang diciptakan pada sebuah keranjang kecil berwujud bundar dan berlubang. Itu penyebabnya kue ini disebutkan kue keranjang. Kue keranjang itu lengket, kenyal, dan manis rasanya, serupa dengan dodol.

Karena itu, di Jawa Barat kue ini disebutkan dodol cina. Nama kue ini sebetulnya nian gao. Nian maknanya tahun sedangkan Gao maknanya kue. Nian gao ialah kue tahunan yang cuma hadir satu tahun sekali yakni sekitaran tahun baru Imlek.

Lambang Dalam Kue Keranjang


Kue keranjang mempunyai filosofi atau beberapa simbol yang melambangkan kemakmuran, salah satunya ialah:

  1. Kuenya lengket melambangkan persaudaraan yang makin kuat dan rukun.
  2. Rasanya manis melambangkan kehidupan yang cerah, penuh peruntungan dan siapakah yang mengkonsumsinya akan berucap baik.
  3. Memiliki bentuk bulat melambangkan persatuan, kerukunan, keceriaan, peruntungan, dan keberhasilan.

Kue Sesaji dan Kue Peruntungan


Kue keranjang merupakan kue sesaji. Kue ini ditempatkan di atas meja altar semenjak satu minggu saat sebelum Imlek dan baru bisa dikonsumsi sesudah hari raya Cap Go Meh. Cap Go Meh dirayakan 15 hari sesudah Imlek.

Secara tradisi, kue keranjang merupakan kue pertama kali yang dikonsumsi pada tahun baru Imlek. Dengan melahap kue yang manis itu, diharap selama setahun itu hidup akan jalan secara manis penuh peruntungan.

Jangan Disediakan Dengan Jumlah Genap


Kue ini juga jangan disediakan asal-asalan. Sedikitnya jangan menyediakannya dengan jumlah empat potong. Karena untuk orang Tionghoa, empat atau shi berarti mati dan bukan hal baik atau akan memiliki nasib sial. Lebih bagus menyediakannya dengan jumlah ganjil.

Jika akan disajikan dengan jumlah genap, terbaik disuguhkan 6 buah. Dan yang jangan dilupakan, kue keranjang disusun melambung ke atas dengan arti supaya semua doa dapat tersampaikan ke sejumlah dewa di atas.

LihatTutupKomentar